Minggu, 27 September 2015

MENDESKRIPSIKAN HEWAN DAN LINGKUNGANNYA



Tugas Kelompok II

MAKALAH
MENDESKRIPSIKAN HEWAN DAN LINGKUNGANNYA
Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: EKOLOGI HEWAN
Dosen Pengampuh: Usmiyatun, M.Pd.



Disusun Oleh:
MAHMUDAH                                   NIM: 1301140339
AYU PURNAMA SARI                   NIM: 1301140321



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
TAHUN 2015


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaian makalah yang amat sederhana ini, meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjuungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita umat beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “MENDESKRIPSIKAN HEWAN DAN LINGKUNGANNYA”. Selain itu juga untuk menambah ilmu, dan wawasan bagi para pembaca tentang “EKOLOGI HEWAN”.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini berguna bagi pembaca.  Kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi perbaian makalah ini. Segala sesuatu yang benar itu datangnya dari Allah, dan apabila ada salah atau kekurangan itu datangnya dari penulis sendri. Semoga bermanfaat
Wasalamu’alaikum Wr.Wb

Palangkaraya,  September  2015


PENYUSUN


DAFTAR ISI


Halaman awal............................................................................................................................... i
Kata pengantar............................................................................................................................ ii
Daftar isi.................................................................................................................................... iii
BAB I......................................................................................................................................... 1
Pendahuluan................................................................................................................................ 1
A.    Latar Belakang..................................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................................ 1
C.     Tujuan Penulisan.................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
Pembahasan................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Lingkungan Bagi Hewan Sebagai Kondisi Dan Sumber Daya......................... 3
B.  Hewan Poikilotermi............................................................................................................. 4
C.  Hewan Homeotermi............................................................................................................. 5
D. Respom Adaptasi................................................................................................................. 6
E.  Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas............................................................................... 9
BAB III.................................................................................................................................... 10
Penutup..................................................................................................................................... 10
A.    Kesimpulan........................................................................................................................ 10
B.     Saran.................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 11


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Lingkungan hidup hewan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling hewan dimana ia beraktivitas, berinteraksi dan beradaptasi. Perhatikan apa yang ada di sekeliling hewan yang sedang melakukan aktivitas, baik hewan yang sedang beraktivitas sendiri, dengan kelompoknya atau dengan hewan jenis lain. Anda amati dan perhatikan, berapa banyak unsur-unsur lingkungan yang ada di sekeliling hewan tersebut.
Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang ada di sekitarnya dandapat mempengaruhinya. Dalam konsep rantai makanan, hewan ditempatkan sebagai konsumen, sedangkan tumbuhan sebagai produsen. Hewan disebut sebagai makhluk hidup yang heterotrof.
Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing. Dalam suatu habitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan semuanya berada dalam satu komunitas.Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik dan membentuk suatu ekosistem. Dalamekosistem hewan berinteraksi dengan lingkungan biotic , yaitu hewan lain, tumbuhan serta mikroorganisme lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu, antar populasi danantar komunitas.
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadapsemua semua faktor lingkungan.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa Pengertian Lingkungan Bagi Hewan Sebagai Kondisi Dan Sumber Daya?
2.      Apa yang dimaksud dengan hewan poikilotermi?
3.      Apa yang dimaksud dengan hewan homeotermi?
4.      Apa saja respon adaptasi pada hewan?
5.      Bagaimana kisaran toleransi dan factor pembatas?


C.     Tujuan penulisan
1.      Memahami Lingkungan Bagi Hewan Sebagai Kondisi Dan Sumber Daya?
2.      Dapat menjelaskan hewan poikilotermi?
3.      Dapat Menjelaskan hewan homeotermi?
4.      Memahami respon adaptasi pada hewan?
5.      Memahami dan dapat menjelaskan kisaran toleransi dan factor pembatas?




BAB II
PEMBAHASAAN
A.    Pengertian Lingkungan Bagi Hewan Sebagai Kondisi Dan Sumber Daya
Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang ada di sekitarnya dan dapat mempengaruhinya. Hewan hanya dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak dalam suatu lingkungan yang menyediakan kondisi dan sumberdaya serta terhindar dari faktor-faktor yang membahayakan. membedakan faktor lingkungan bagi hewan ada 2 kategori,yaitu; Kondisi dan Sumberdaya.
Kondisi adalah faktor-faktor lingkungan abiotik yang keadaannya berbeda dan berubah sesuai dengan perbedaan tempat dan waktu. Hewan bereaksi terhadap kondisi lingkungan, yang berupa perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan tingkah laku. Kondisi lingkungan antara lain berupa.; temperature,kelembaban, Ph, salinitas, arus air, angina, tekanan, zat-zat organic dan anorganik.
Sumberdaya adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh organisme, yang dapat dibedakan atas materi, energi dan ruang. Sumberdaya digunakan untuk menunjukkan suatu faktor abiotik maupun biotik yang diperlukan oleh hewan, karena tersedianya di lingkungan berkurang apabila telah dimanfaatkan oleh hewan. Setiap hewan akan bervariasi menurut ruang (tempat) dan waktu. Oleh karena itu setiap hewan senantiasa berusaha untuk selalu dapat beradaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan tersebut. Dalam penyesuaian diri tersebut hanya hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat bertahan hidup, sementtara yang tidak mampu beradaptasi akan mati atau beremigrasi bahkan akan punah. Perubahan lingkungan terhadap waktu, secara garis besarnya terdiri atas 3, yaitu;
1.      Perubahan lingkungan yang siklik.
2.      Perubahan lingkungan yang terarah dan
3.      Perubahan lingkungan yang eratik.
Perubahan lingkungan yang siklik merupakan perubahan lingkungan yang mempengaruhi  lingkungan hewan karena perubahannya terjadi secara berulang atau berirama misalnya perubahan pada lingkungan laut berupa pasang dan surut, perubahan siang dan malam, perubahan musim kemalau dan musim penghujan, dan sebagainya.
Perubahan iklim tersebut adalah perubahan yang terjadi secara siklik dan terpola secara rutin. Karena perubahan tersebut, maka menyebabkan kondisi dan sumberdaya lingkungan yang di butuhkan oleh hewan juga berubah. Perubahan mungkin terjadi pada makanan udara atau iklim mikronya. Perubahan ini akan menyebabkan perubahan pada aspek fisiologi dan metabolisme tubuh kelompok hewan tersebut.
Perubahan lingkungan terarah, merupakan perubahan yang terjadi secara berangsur terus-menerus dan progresif menuju ke arah tertentu. Proses perubahan ini berlangsungnya lama melebihi usia individu hewan, seperti misalnya, erosi progresif garis pantai atau pengendapan lumpur.
Perubahan lingkungan eratik merupakan perubahan yang tida berpola dan tidak menunjukan konsisteminasi dalam hal arah perubahannya. Misalnya, banjir dan kebakaran.

B.     Hewan Poikilotermi
Hewan poikilotermi adalah hewan yang  untuk menaikkan suhu tubuhnya memperoleh panas yang berasal dari lingkungan. Dalam kaitannya dengan hal yang sama, hewan yang suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan suhu lingkungan disebut hewan poikilotermi, yang dalam istilah lain disebut hewan berdarah dingin. Dikatakan berdarah dingin karena rata-rata suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh hewan homeotermi. Hampir semua hewan tergolong kelompok poikilotermi, yaitu mulai dari golongan protozoa sampai reptil. Aves dan mamalia merupakan hewan-hewan homeotermi. Ini berarti bahwa hewan-hewan tersebut  panas tubuhnya sangat bergantung pada sumber panas dari lingkungannya. Kemampuan mengatur suhu tubuh pada hewan-hewan ektoterm sangat terbatas sehingga suhu tubuh bervariasi mengikuti suhu lingkungannya atau disebut sebagai penyelaras (konfermer).
Ada kondisi suhu lingkungan yang ekstrim rendah di bawah batas ambang toleransinya, hewan ektoterm mati. Hal ini karena praktis enzim tidak aktif bekerja, sehingga metabolisme berhenti. Pada suhu yang masih ditolelir, yang lebih rendah dari suhu optimumnya, laju metabolisme tubuhnya dan segala aktivitasnya pun rendah. Akibatnya gerakan hewan tersebut menjadi sangat lamban, sehingga akan mudah bagi predator untuk menangkapnya.
Sebenarnya hewan-hewan ektotermi berkemampuan juga untuk mengatur suhu tubuhnya, namun daya mengaturnya san gat terbatas dan tidak fisiologis sifatnya melainkan secara perilaku. Apabila suhu lingkungan terlalu panas, hewan ektoterm akan berlindung di tempat-tempat teduh, bila suhu lingkungan turun hewan tersebut akan berjemur di panas matahari atau berdiam diri ditempat-tempat yang memberikan kehangatan baginya.

C.     Hewan homeotermi
Hewan endotermi adalah kelompok hewan yang dapat mengatur produksi panas dari dalam tubuhnya untuk mengkonstankan atau menaikkan suhu tubuhnya, misalnya golongan aves dan mamalia, termasuk manusia. Dalam istilah lain kelompok hewan ini disebut juga sebagai kelompok homeoterm. Hewan homeoterm adalah hewan-hewan yang dapat mengatur suhu tubuhnya sehingga selalu konstan berada pada kisaran suhu optimumnya.
Hewan-hewan homeotermi, dalam kondisi suhu lingkungan yang berubah -ubah, suhu tubuhnya konstan. Hal ini karena hewan-hewan ini mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengatur suhu tubuhnya melalui perubahan produksi panas (laju metabolisme) dalam tubuhnya sendiri (terkait dengan sifat endotermi). Kemampuan untuk mengatur produksi dan pelepasan panas melalui mekanisme metabolisme ini dikarenakan hewan-hewan homeotermi memiliki organ sebagai pusat pengaturnya, yakni otak khususnya hipotalamus sebagai thermostat atau pusat pengatur suhu tubuh. Suhu konstan untuk tubuh hewan-hewan homeotermi biasanya terdapat di antara 35-40 derajat celcius. Karena kemampuannya mengatur suhu tubuh sehingga selalu konstan,maka kelompok ini disebut hewan regulator.
D.    Adaptasi Struktural
1.      Adaptasi terhadap panas dan kekeringan
Tantangan utama bagi hewan dalam lingkungan panas dan kering adalah jumlah air serta pengaturan temperature. Untuk hewan-hewan endoderms, mekanisme utama untuk mendinginkan tubuh dan mengurangi penguapan air dilakukan baik melalui pernafasan atau dengan mengeluarkan keringat yang membasahi kulit terutama bagi hewan mamalia yang memiliki kelenjar peluh. Binatang dengan badan yang ditutupi oleh bulu telah membatasi kemampuan untuk berkeringat dan sangat tergantung pada suara terengah-engah untuk meningkatkan penguapan air melalui permukaan lidah dan mulutnya yang lembab.
2.      Adaptasi terhadap lingkungan laut
Lingkungan laut memiliki masalah serupa dengan lingkungan kering, yakni tidak adanya air yang bersih untuk kkeperluan tubuh. Ikan bertulang melakukan osmoregulator dalam hal ini mengendalikan lingkungan dengan kadar garam tinggi dengan cara meminum air laut dan kemudia menghilangkan garamnya melalui pompa yang terdapat dalam insang. Dengan cara yang sama, burung laut meminum air laut dan mengeliminasi garam mmelalui susunan organ kelenjar garam yang terdapat dalam duburnya.
3.      Adaptasi terhadap konsentrasi oxygen rendah
Tekanan barometric yang rendah mengindikasikan dengan ketersediaan oksigen yang rendah. Untuk hewan-hewan yang berada pada kondisi oksigen yang rendah di udara juga menyajikan satu bentuk kekuatan evolusioner tentang ilmu faal. Setiap organism di permukaan bumi merepresentasikan suatu usaha keberhasilan mengadaptasikan diri terhadap suatu lingkungan spesifik kearah keanekaragaman hayati yang mengesankan yang hidup hari ini.

E.     Kisaran toleransi dan factor pembatas
Organism hanya dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang dapat ditoleransinya. Menurut hokum tolenransi shelford : “Setiap organism mempunyai kisaran minimum dan maksimum toleransi ekologi terdapat suatu fakor lingkungannya. Kisaran maksimum ini yang disebut batas atas sedangkan kisaran minimum ini yang disebuut batas bawah.”
Dalam kondisi factor yang mendekati batas-batas kisaran toleransi tersebut, organism akan berada dalam suatu kondisi tegangan fisologis misalnya kondisi suhu eksrim yang menentukan keberlangsungan hidupnya.
Hewan dalam kondisi suhu ekstrim dingin akan menunjukkan gejala hipotemia dan bila ekstrim panas akan menunjukkan gejala hipertemia. Apabila hewan berada kondisi demikian dan berlangsung lama karena tidak segera berubah kea rah lebih baik, maka hewan akan segera mati.
Kisaran toleransi suatu individu atau populasi hewan ditentukan secara herediter. Namun sifat yang sudah diturunkan ini dapat berubah oleh proses aklimatisasi atau aklimasi.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah mempelajari tentang Deksripsi hewan dan lingkungannya maka dapat disimpulkan beberapa hal bahwa :
1.      Kondisi adalah faktor-faktor lingkungan abiotik yang keadaannya berbeda dan berubah sesuai dengan perbedaan tempat dan waktu.
2.      Hewan poikilotermi adalah hewan yang  untuk menaikkan suhu tubuhnya memperoleh panas yang berasal dari lingkungan.
3.      Hewan endotermi adalah kelompok hewan yang dapat mengatur produksi panas dari dalam tubuhnya untuk mengkonstankan atau menaikkan suhu tubuhnya.
4.      Adaptasi Struktural terdiri atas 3 adaptasi yaitu adapasi terhadap panas dan kekeringan, adaptasi terhadap lingkungan laut, dan adaptasi erhadap konsentrasi oxygen rendah.
5.      Kisaran toleransi dan factor pembatas setiap hewan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan hidupnya dengan lingkungan disekitarnya.
B.     Saran
Sebagai penulis kami sangat megharapkan kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi baik sehingga data dijadikan referensi yang baik untuk penulisan makalah selanjutannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sukarsono. Pengantar Ekologi Hewan. Malang : UMM Press, 2009

1 komentar:

  1. If you're looking to lose fat then you need to jump on this totally brand new personalized keto diet.

    To create this keto diet, certified nutritionists, personal trainers, and chefs joined together to develop keto meal plans that are powerful, convenient, cost-efficient, and delightful.

    From their grand opening in early 2019, 100's of individuals have already transformed their figure and health with the benefits a good keto diet can offer.

    Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-confirmed ones given by the keto diet.

    BalasHapus