COVER
MAKALAH
“DEFINISI EKOLOGI DAN
KONSEP EKOLOGI HEWAN”
Disusun Oleh :
Isnani Haryati
(1301140331)
Novia Nur Anggraini (1301140341)
Disusun untuk Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah :
Ekologi Hewan
Dosen Pengampu : Usmiyatun, M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PALANGKARAYA
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Ekologi Hewan ini
dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pembaca
agar lebih memahami dan mengerti tentang Definisi Ekologi dan Konsep Ekologi
Hewan.
Akhirnya,
kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga
dapat membantu memajukan serta memiliki kemampuan yang lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah selanjutnya. Atas perhatian kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Berasal dari
kata oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi antara antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernest Haeckel. Dalam ekologi dan makhluk hidup dipelajari
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Lingkungan bagi hewan adalah
semmua factor biotic dan abiotik yang ada disekitarnya dan dapat
mempengaruhinya. Dalam konsep rantai
makanan, hewan ditempatkan sebagai konsumen dan tumbuhan sebagai produsen.
Hewan disebut sebagai makhluk hidup yang heterotrof. Setiap organisme di muka
bumi menempati habitatnya masing-masing. Dalam satu habitat terdapat lebih dari
satu jenis hewan dan semuanya berada dalam suatu komunitas. Komunitas menyatu
dengan lingkungan abiotik dan membentuk suatu ekosistem.
Apabila ditinjau dari
segi proses alam, sesungguhnya ekologi telah dikenal oleh manusia sejak lama
sesuai dengan sejarah peradaban manusia. Manusia, seperti halnya
makhluk-makhluk hidup lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Interaksi antara manusia dengan lingkungannya, demikian juga interaksi antara
setiap organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana
melainkan suatu proses yang kompleks, karena di dalam lingkungan hidup terdapat
banyak komponen yang disebut komponen lingkungan hidup. Berdasarkan konsep
dasar pengetahuan ekologi, komponen lingkungan yang dimaksud tersebut juga
disebut komponen ekologi karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri
sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kehidupan sebagai dinamika
yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu
setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya,
serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam
bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup,
berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri.
Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa
saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan
laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang
menyadari dan memanfaatkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekologi hewan?
2. Apa saja konsep ekologi
hewan?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan pengertian ekologi.
2. Agar mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan konsep ekologi hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ekologi
Definisi ekologi
pertama kali disampaikan oleh Ernest Haekel pada tahun 1869. Ekologi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat hidup
atau habitat dan logos berarti ilmui atau studi atau kajian. Jadi
ekologi dapat diartikan juga sebagai ilmu yang berkaitan dengan rumah makhluk
hidup. [1]
Menurut beberapa ahli
ekologi mereka mendefinisikan ekologi sebagai berikut : Begon berpendapat bahwa
ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan kemelimpahan
makhluk hidup dan interaksi yang disebabkan oleh distribusi dan kemelimpahan
tersebut.[2] Odum
mengartikan ekologi sebagai totalitas atau pola hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Menurut Irwan ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Dapat juga didefinisikan bahwa
ekologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh factor lingkungan terhadap
makhluk hidup. Bahkan menurutnya ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungan tempat mereka hidup,
bagaimana kondisi kehidupannya, dan mengapa mereka ada atau hidup di lingkungan
tersebut. Kendeigh mengemukakan bahwa ekologi adalah ilmu yang mencoba
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan organisme
yang lain serta lingkungannya. Hubungan timbal balik itu merupakan kenyataan
yang telah terbukti sebagai respons organisme dalam cara-caranya berhubungan
dengan organisme lain maupun dengan semua komponen lingkungannya. Hubungan
timbal balik atau yang dikenal dalam pengetahuan ekologi sebagai interaksi
antara hubungan yang sangat erat dan kompleks, sehingga ekologi disebut juga
sebagai biologi lingkungan. Sedangkan Krebs
berpendapat bahwa
ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi-interaksi yang menentukan
sebaran (distribusi) dan kelimpahan organisme-organisme.
Secara umum, ekologi
merupakan salah satu cabang biologi yang merupakan ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara organisme dan lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh
factor lingkungan terhadap jasad hidup. Ekologi merupakan suatu studi tentang
struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur
ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat
tertentu termasuk keadaan densitas organisme, penyebaran materi (unsur hara),
energi serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan
sistem tersebut. Ini membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu
dengan makhluk hidup yang lainnya, serta dengan semua komponen yang ada
disekitarnya.
Ekologi Hewan adalah
suatu cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan
dengan lingkungan biotik dan abiotik secara langsung maupun tidak langsung
meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat kelimpahan hewan tersebut.
Lingkungan merupakan
gabungan dari berbagai komponen fisik maupun hayati yang yang berpengaruh
terhadap kegiatan organisme yang ada di dalamnya. Jadi, lingkungan disini
mempunyai arti luas yang mencakup semua hal yang ada di luar organisme yang bersangkutan,
misalnya radiasi matahari, suhu, curah hujan, kelembaban, topografi, parasit,
predator, dan kompetitor.
Jelaslah bahwa ekologi
adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang
mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan
demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia
merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat
hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran
lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun
1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah
alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi,
kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang
dan lainnya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi
merupakan disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan
proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu
sosial.
Ekologi dapat dibagi menjadi
2, yaitu:
1. Autekologi yaitu membahas
pengkajian individu organisme atau spesies yang mengenai aspek-aspek ekologi
dari individu-individu atau populasi suatu spesies hewan. Contohnya adalah
meneliti atau mempelajari tentang seluk beluk kehidupan lalat buah (Drosophila
sp.) mulai dari habitat, makanan, reproduksi, perilaku, respon dan lain-lain.
2. Sinekologi yaitu membahas pengkajian
golongan atau kumpulan organisme-organisme dengan berbagai interaksi antar
populasi yang terjadi dalam komunitas tersebut. Contohnya mempelajari atau
meneliti tentang distribusi dan kelimpahan jenis ikan tertentu di daerah pasang
surut.[3]
B. Konsep Ekologi Hewan
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru,
yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang
besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan
hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya
atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling
melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropic.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus
dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan
terhadap salah satu komponen akan
mempengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi
untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu
memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu
organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu
cibernetik di alam. Namun manusia cenderung
mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari
bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan,
dan yang terakhir manusia Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan
kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun
perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan
pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi,
namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan
ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu
seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara.
Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan
nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah
lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca. Ahli ekologi
mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan: yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi
di dalam dan diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di
lapangan, mempelajari cara kerja alam.
Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi
seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara
tanaman dan binatang mungkin lebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Misalnya
ekologi dari Isle Royale sebuah pulau di danau Superior telah dipelajari
secara luas. Banyak ilmuwan yang memfokuskan
pada cara memecahkan suatu masalah, seperti bagaimana cara mengendalikan
efek kerusakan polusi udara dan air yang berpengaruh terhadap mahkluk hidup.[4]
Dalam hal ini, kerusakan yang terjadi di lingkungan adalah karena perbuatan
manusia, seperti yang tertera dalam Q.S ar-Rum : 41.
“Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).”
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan
spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah
yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk
suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan
dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan. Jumlah dari suatu
populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar, Pertama adalah jumlah
yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah
gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang
membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang
membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa,
persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan
penyakit. Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh
lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies
tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih kecil
dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang
buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator,
dan faktor-faktor lainnya.
2. Komunitas
Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan
tanaman yang hidup secara bersama di dalam
suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon
cemara dan pohon birch adalah beberapa
populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle
Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan
masing-masing spesies yang berbeda di dalam
komunitas mereka. Sebuah komunitas
tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut
bioma.
Batas-batas bioma yang
berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Bioma yang utama termasuk diantaranya padang pasir,
hutan, tundra, dan beberapa tipe bioma air.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya
disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara
sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor
tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi,
predator yang memangsa, jumlah panas,
cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat
direproduksi.
3. Ekosistem
Sebuah
ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah,
air, udara, nutrien dan energi. Ahli
ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa
perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam
suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali
terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material
yang ada di dalam sebuah ekosistem.
a.
Aliran
Energi
Para ahli ekologi
mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi efek pada sebuah
ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan pada aliran energi dan nutrien
yang mengalir pada sistem yaitu Matahari, bahan-bahan anorganik, produsen, konsumen pertama, konsumen kedua dan pengurai.
Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Matahari
menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan.
Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau
seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis.
Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk
tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan
binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya
atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti
jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi
nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan
digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
b. Perputaran material-material
Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia
tertentu dan senyawa-senyawa kimia. Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen,
nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur. Semua material-material ini berputar
melalui ekosistem secara terus menerus. Perputaran fospor misalnya, semua organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil
senyawa fospor dari dalam tanah dan binatang memperoleh fospor
dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan. Pengurai mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati. Di
alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap,
tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia,
fospor seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem
untuk mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia
merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang
melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau
danau. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor terjebak
di dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor
maka petani harus membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor
tersebut kedalam tanah
Perubahan ekosistem
muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi (peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan
terjadi secara berulang-ulang dan secara mendadak, seperti ketika
terjadi kebakaran hutan atau ombak tsunami yang menyapu pantai. Perubahan yang
paling terjadi dari hari ke hari terutama pada lingkaran nutrien, yang tidak
kelihatan sekali, ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan
yang nyata diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan
alam. Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat
tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi
di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan
di sekitar kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengertian ekologi hewan adalah suatu cabang biologi
yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan
biotik dan abiotik secara langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran
(distribusi) maupun tingkat kelimpahan hewan tersebut.
2. Konsep dasar
pengetahuan ekologi hewan adalah semua komponen ekologi tidak berdiri sendiri,
melainkan selalu berhubungan dan saling mempengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung.
B. Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami definisi dan
konsep ekologi hewan dan membangkitkan kesadaran kita akan peduli lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto. 2012. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
Suheriyanto. 2008. Ekologi Serangga. Malang :
UIN-Malang Press.
Zoer’aini, Djamal.
2010. Prinsip-Prinsip Ekolog.
Jakarta : Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar