Minggu, 27 September 2015

DEFINISI EKOLOGI DAN KONSEP EKOLOGI HEWAN


COVER

MAKALAH
“DEFINISI EKOLOGI DAN KONSEP EKOLOGI HEWAN”

Disusun Oleh :
Isnani Haryati            (1301140331)
Novia Nur Anggraini (1301140341)




Disusun untuk Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah              : Ekologi Hewan
Dosen Pengampu          : Usmiyatun, M.Pd




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR


            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa  melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Ekologi Hewan ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pembaca agar lebih memahami dan mengerti tentang Definisi Ekologi dan Konsep Ekologi Hewan.
            Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga dapat membantu memajukan serta memiliki kemampuan yang lebih baik lagi dalam penyusunan makalah selanjutnya. Atas perhatian kami mengucapkan terima kasih.


                                   


                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI








BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Berasal dari kata oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernest Haeckel. Dalam ekologi dan makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Lingkungan bagi hewan adalah semmua factor biotic dan abiotik yang ada disekitarnya dan dapat mempengaruhinya.  Dalam konsep rantai makanan, hewan ditempatkan sebagai konsumen dan tumbuhan sebagai produsen. Hewan disebut sebagai makhluk hidup yang heterotrof. Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing. Dalam satu habitat terdapat lebih dari satu jenis hewan dan semuanya berada dalam suatu komunitas. Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik dan membentuk suatu ekosistem.
Apabila ditinjau dari segi proses alam, sesungguhnya ekologi telah dikenal oleh manusia sejak lama sesuai dengan sejarah peradaban manusia. Manusia, seperti halnya makhluk-makhluk hidup lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya, demikian juga interaksi antara setiap organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana melainkan suatu proses yang kompleks, karena di dalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen yang disebut komponen lingkungan hidup. Berdasarkan konsep dasar pengetahuan ekologi, komponen lingkungan yang dimaksud tersebut juga disebut komponen ekologi karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.


Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian ekologi hewan?
2.      Apa saja konsep ekologi hewan?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian ekologi.
2.      Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep ekologi hewan.





BAB II

PEMBAHASAN


A.    Definisi Ekologi

Definisi ekologi pertama kali disampaikan oleh Ernest Haekel pada tahun 1869. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat hidup atau habitat dan logos berarti ilmui atau studi atau kajian. Jadi ekologi dapat diartikan juga sebagai ilmu yang berkaitan dengan rumah makhluk hidup. [1]
Menurut beberapa ahli ekologi mereka mendefinisikan ekologi sebagai berikut : Begon berpendapat bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan kemelimpahan makhluk hidup dan interaksi yang disebabkan oleh distribusi dan kemelimpahan tersebut.[2] Odum mengartikan ekologi sebagai totalitas atau pola hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Menurut Irwan ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Dapat juga didefinisikan bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh factor lingkungan terhadap makhluk hidup. Bahkan menurutnya ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungan tempat mereka hidup, bagaimana kondisi kehidupannya, dan mengapa mereka ada atau hidup di lingkungan tersebut. Kendeigh mengemukakan bahwa ekologi adalah ilmu yang mencoba mempelajari hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan organisme yang lain serta lingkungannya. Hubungan timbal balik itu merupakan kenyataan yang telah terbukti sebagai respons organisme dalam cara-caranya berhubungan dengan organisme lain maupun dengan semua komponen lingkungannya. Hubungan timbal balik atau yang dikenal dalam pengetahuan ekologi sebagai interaksi antara hubungan yang sangat erat dan kompleks, sehingga ekologi disebut juga sebagai biologi lingkungan. Sedangkan Krebs


berpendapat bahwa ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi-interaksi yang menentukan sebaran (distribusi) dan kelimpahan organisme-organisme.
Secara umum, ekologi merupakan salah satu cabang biologi yang merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh factor lingkungan terhadap jasad hidup. Ekologi merupakan suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, penyebaran materi (unsur hara), energi serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. Ini membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya, serta dengan semua komponen yang ada disekitarnya.
Ekologi Hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotik secara langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat kelimpahan hewan tersebut. 
Lingkungan merupakan gabungan dari berbagai komponen fisik maupun hayati yang yang berpengaruh terhadap kegiatan organisme yang ada di dalamnya. Jadi, lingkungan disini mempunyai arti luas yang mencakup semua hal yang ada di luar organisme yang bersangkutan, misalnya radiasi matahari, suhu, curah hujan, kelembaban, topografi, parasit, predator, dan kompetitor.   
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Autekologi yaitu membahas pengkajian individu organisme atau spesies yang mengenai aspek-aspek ekologi dari individu-individu atau populasi suatu spesies hewan. Contohnya adalah meneliti atau mempelajari tentang seluk beluk kehidupan lalat buah (Drosophila sp.) mulai dari habitat, makanan, reproduksi, perilaku, respon dan lain-lain.
2.      Sinekologi yaitu membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme dengan berbagai interaksi antar populasi yang terjadi dalam komunitas tersebut. Contohnya mempelajari atau meneliti tentang distribusi dan kelimpahan jenis ikan tertentu di daerah pasang surut.[3]

B.     Konsep Ekologi Hewan

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropic. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca. Ahli ekologi mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan: yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan, mempelajari cara kerja alam.
Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan binatang mungkin lebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Misalnya ekologi dari Isle Royale sebuah pulau di danau Superior telah dipelajari secara luas. Banyak ilmuwan yang memfokuskan pada cara memecahkan suatu masalah, seperti bagaimana cara mengendalikan efek kerusakan polusi udara dan air yang berpengaruh terhadap mahkluk hidup.[4] Dalam hal ini, kerusakan yang terjadi di lingkungan adalah karena perbuatan manusia, seperti yang tertera dalam Q.S ar-Rum : 41.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

1.      Populasi

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan. Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar, Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah gabungan  berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah,  pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan  penyakit. Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-faktor lainnya.

2.              Komunitas

Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah  beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut bioma. Batas-batas bioma yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Bioma yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe bioma air.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.

3.              Ekosistem

Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama  beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem.
a.               Aliran Energi
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi efek  pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan pada aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem yaitu Matahari, bahan-bahan anorganik, produsen, konsumen pertama, konsumen kedua dan pengurai. Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang  pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
b.      Perputaran material-material
Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia. Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur. Semua material-material ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus. Perputaran fospor misalnya, semua organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil senyawa fospor dari dalam tanah dan  binatang memperoleh fospor dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan. Pengurai mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati. Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap, tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, fospor seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau danau. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor terjebak di dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor maka petani harus membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor tersebut kedalam tanah
Perubahan ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi (peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan terjadi secara berulang-ulang dan secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran hutan atau ombak tsunami yang menyapu pantai. Perubahan yang paling terjadi dari hari ke hari terutama pada lingkaran nutrien, yang tidak kelihatan sekali, ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan yang nyata diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam. Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita.





BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Pengertian ekologi hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotik secara langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat kelimpahan hewan tersebut.
2.      Konsep dasar pengetahuan ekologi hewan adalah semua komponen ekologi tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.

B.     Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami definisi dan konsep ekologi hewan dan membangkitkan kesadaran kita akan peduli lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA


Indriyanto. 2012.  Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
Suheriyanto.  2008. Ekologi Serangga. Malang : UIN-Malang Press.
Zoer’aini, Djamal. 2010.  Prinsip-Prinsip Ekolog. Jakarta : Bumi Aksara.




[1] Indriyanto, Ekologi Hutan, Jakarta : Bumi Aksara, 2012, h.2.
[2] Suheriyanto, Ekologi Serangga, Malang : UIN-Malang Press, 2008, h.1.
[3] Zoer’aini Djamal Irwan, Prinsip-Prinsip Ekologi, Jakarta : Bumi Aksara, 2010, h.11.
[4] https://www.academia.edu/6507874/konsep_ekologi. diakses tanggal 15 September 2015 jam 16.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar