Sabtu, 21 November 2015

POPULASI HEWAN DAN INTERAKSI HEWAN



COVER

Tugas kelompok 5
MAKALAH
POPULASI HEWAN DAN INTERAKSI HEWAN

Di susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah           :Ekologi hewan
Dosen Pengampu   :Usmiyatun, M. Pd.




Di susun Oleh
Rizalul Hadi (1301140329)
Sari Nur Hafizah (1301140340)
                                                                 


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN AJARAN 2015/2016




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kita limpahan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga makalah Ekologi Hewan yang telah diberikan kepada kami dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.  Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan para pembaca tentang Populasi Hewan dan Interaksi Hewan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami memohon kritik serta saran dari para pembaca yang budiman agar dapat membantu kami dalam pembuatan makalah selanjutnya serta memajukan kualitas kami dalam penyusunan makalah. Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.



                                                           

Palangka Raya, Oktober 2015

                                                                                                                       
     Penyusun




DAFTAR ISI

Contents






BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup satu dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian populasi hewan?
2.      Apa saja sifat-sifat populasi?
3.      Bagaimana konsep kemelimpahan populasi hewan?
4.      Bagaimana interaksi hewan dengan lingkungannya?
5.      Bagaimana kompetisi antar spesies hewan?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui apa pengertian populasi hewan.
2.      Mengetahui apa saja sifat-sifat populasi.
3.      Mengetahui bagaimana konsep kemelimpahan populasi hewan
4.      Mengetahui bagaimana interaksi hewan dengan lingkungannya.
5.      Mengetahui bagaimana kompetisi antar spesies hewan.




BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Populasi Hewan

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus yang berarti penduduk. Di dalam ekologi yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu hewan yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individunya dengan menentukan batasan-batasan waktu serta tempatnya. Misalnya,populasi komodo pada tahun 1983 di pulau komodo.
Populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari sejenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka,dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu.
Jadi, populasi hewan adalah merupakan suatu kumpulan organisme-organisme hewan yang menduduki suatu wilayah tertentu yang memiliki berbagai ciri atau sifat yang sama dan berbeda dari organisme yang lainnya.

B.     Sifat-sifat yang dimiliki populasi

1.      Kerapatan atau kepadatan
Kerapatan lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan biasanya digunakan pada manusia. Populasi organisme pada suatu daerah tidak akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya. Jika jumlah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada dua hal yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah.
2.      Angka kelahiran
Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang menyebabkan populasi bertambah persatuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya natalitas merupakan faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi. Angka kelahiran adalah ekuivalen dengan kelahiran dalam pengkajian terminologi pengkajian populasi manusia. Adanya produksi baru karena adnya kelahiran ataupun pembelahan sel.
3.      Angka kematian
Angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan individu per satuan waktu. Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama yang mengontrol ukuran suatu populasi. Populasi organisme pada suatu ekosistem


senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan ada pula yang tidak jelas.
4.      Potensi biotik
5.      Bentuk pertumbuhan dan perkembangan
6.      Mempunyai sifat genetik yang secara langsung berhubungan dengan ekologinya

C.    Kemelimpahan Populasi

Kemelimpahan ditentukan oleh gabungan pengaruh semua faktor serta semua proses mengenai populasi, tergantung atau tidak tergantung pada kerapatan menyatakan bahwa suatu populasi hanya dapat dirubah oleh kelahiran juga oleh menetasnya telur), oleh kematian, atau oleh imigrasi. populasi yang berbeda dalam perilaku, disebutkan bahwa beberapa spesies (atau populasi setempat) menggunakan hampir seluruh waktunya untuk kesembuhan dari kehancuran di masa lampau atau ketika dalam Fase invasi daerah baru, sedang spesies lain sibuk menghadapi benturan dengan batas sumberdaya lingkungan atau sibuk dalam penderitaan karena pengaruh adanya saling berdesakan atau kekuatan yang tergantung pada kerapatan. Intensitas dapat diartikan sebagai kerapatan suatu spesies pada suatu ruang/wilayah tertentu Sedangkan prevalensi yaitu frekuensi kehadiran suatu organisme pada wilayah/ruang dan waktu tertentu.
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas. Berbeda halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dijumpai pada tempat-tempat tertentu saja. Prevalensi artinya adalah tentang cacah dan besarnya daerah yang didiami oleh makhluk yang dimaksudkan di dalam kawasan secara keseluruhan. Setiap populasi apabila telah mencapai tingkat kepadatan, kerapatan tertentu, dan dengan keterbatasan daya dukung lingkungan, akan cenderung mengalami penyebaran. Di tempat yang baru populasi akan menempati, beradaptasi, dan membentuk keseimbangan yang baru. Sedangkan, Fekunditas secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi, atau kinerja potensial (kapasitas fisik) suatu populasi. Dalam biologi, fekunditas adalah laju reproduksi aktual suatu organisme atau populasi yang diukur berdasarkan jumlah gamet, biji, ataupun propagula aseksual. Hal ini ada kaitannya dengan ketahanan hidup organisme. Ketahanan hidup merupakan suatu faktor penting dalam perubahan ukuran populasi seiring dengan berjalannya waktu. Kelulushidupan disebut juga dengan istilah kohort, yaitu suatu kelompok individu dengan umur yang sama, dari lahir sampai mereka mati. Untuk memeplajari kelulusahidupan suatu organisme, para ahli telah mengembangakn suatu model yang dikenal dengan kurva ketahanan hidup.
Berdasarkan hasil uraian di atas dapat dijabarkan bahwa konsep kelimpahan tersebut merupakan tingkat keberagaman populasi pada suatu wilayah yang dihuni dengan penyebarannya. Dengan demikian dapat dikaitkan dengan faktor intensitas dan prevalensi suatu populasi pada wilayah tersebt. Intensitas yang merupakan suatu kerapatan spesies pada suatu hunian dalam lingkup luas yaitu berupa faktor kelimpahan tersebut. Sedangkan pravelensi merupakan frekuensi spesies tersebut di wilayah hunian yang juga dalam satu lingkup dengan konsep daerah kelimpahan tersebut. Dengan adanya pravelensi ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pravelensi suatu organisme maka semakin tinggi pula kelangsungan hidup dan penyebaran organisme tersebut, dan sebaliknya semakin rendah pravelensi suatu organisme maka dari itu tingkat penyebaran hewan tersebut semakin rendah pula. Hal ini dikarenakan faktor disperse yang merupakan kesinambungan dari faktor pravelensi organisme. Faktor disperse sendiri merupakan proses penyebaran suatu organisme akibat adanya kerapatan dan frekuensi suatu populasi pada wilayah tersebut. Penyebaran ini dikarenakan terjadi persaingan dalam pertahanan tempat tinggal suatu populasi pada huniannya. Sebagaimana dengan hukum seleksi alam yang menyatakan bahwa bagi spesies atau populasi yang kuat makan mereka akan mendominasi dan yang kalah mundur atau berpindah. Dengan demikian, disperse ini mengakibatkan adanya migrasi-migrasi hewan dari satu tempat ke tempat lainnya. Apabila yang kuat bertahan mereka akan berdomisil.

D.    Interaksi hewan dengan lingkungannya

1.      Interaksi Antar-organisme atau Antar-individu
Memahami interaksi dalam ekosistem harus dimulai dari pengamatan terhadap interaksi antara individu yang satu dengan individu lainnya atau organisme yang satu dengan organisme lainnya. Interaksi ini adalah suatu hal yang mutlak sebab suatu individu tak akan pernah lepas dari individu lainnya. Interaksi antar-individu tersebut bisa dengan mudah dijumpai di dalam sebuah populasi atau suatu komunitas. Untuk memudahkan pemahaman, maka interaksi antar-individu tersebut dibagi ke dalam beberapa kelompok yakni:



                            a.         Simbiosis
Simbiosis ini diartikan sebagai suatu pola hubungan bersama antara dua mahluk hidup yang berbeda jenis. Simbiosis ini kemudian dibagi lagi ke dalam 3 kelompok, antara lain:
1)      Simbiosis mutualisme. Hubungan ini adalah jenis hubungan dimana dua makhluk hidup yang berbeda tersebut saling diuntungkan. Contoh simbiosis mutualisme adalah hubungan di antara jamur dan ganggang, hubungan bunga dan lebah, burung jalak dan juga badak dan masih banyak lagi lainnya. Hubungan antara bunga dan lebah misalnya, keduanya mendapatkan keuntungan dimana lebah mendapatkan madu bunga sekaligus membantu bunga dalam melakukan penyerbukan.
2)      Simbiosis Paratisme. Hubungan ini melibatkan dua mahluk hidup berbeda jenis dimana tercipta hubungan yang menguntungkan dan merugikan. Mahluk hidup yang dirugikan disebut inang dan yang mendapat keuntungan disebut dengan parasit. Contoh hubungan ini adalah kutu di kepala manusia, jamur di kulit, cacing pita di lambung dan masih banyak lagi lainnya.
3)      Simbiosis Komensialisme. Hubungan yang satu ini melibatkan dua mahluk hidup yang berbeda dimana yang satu diuntungkan dan yang lainnya tidak dirugikan. Contoh hubungan ini adalah tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup, ikan hiu dengan ikan remora dan masih banyak lagi lainnya. Bunga anggrek bisa menempel dan “numpang hidup” di pohon mangga misalnya, namun si anggrek mampu membuat makanannya sendiri sehingga ia sama sekali tidak merugikan pohon mangga. Sementara itu pola hubungan ikan hiu dan remora juga terbilang unik sebab remora akan mendapatkan sisa makanan yang dikonsumsi oleh hiu dan hal tersebut sama sekali tidak merugikan si hiu.
                            b.         Antibiosis
Antibiosis ini merupakan pola hubungan di antara makhluk hidup dimana salah satu individu mengeluarkan suatu zat yang bisa membahayakan individu lainnya. Contohnya jamur yang mengeluarkan racun yang menghambat atau bahkan mematikan makhluk hidup lainnya.




                            c.         Predatorisme
Adalah suatu hubungan dimana makhluk hidup yang satu memangsa makhluk hidup lainnya. Contoh hubungan ini adalah kucing memangsa tikus atau burung elang yang memangsa ular dan masih banyak lagi lainnya.
2.      Interaksi Antar-populasi
Interaksi dalam ekosistem juga melibatkan hubungan di antara populasi. Pola interaksi ini dibagi ke dalam beberapa kelompok yakni:
                            a.         Aleopati, yakni hubungan antara populasi dimana populasi yang satu menghasilkan sejumlah zat yang bisa menghalangi tumbuh dan kembangnya populasi lainnya. Contoh hubunga ini adalah pohon walnut yang jarang ditumbuhi tanaman lainnya di sekitar ia tumbuh sebab ia menghasilkan zat yang bersifat racun atau toksik. Pola hubunga ini disebut juga dengan nama anabiosa.
                            b.         Kompetisi, adalah pola hubungan di antara populasi dimana keduanya memiliki kepentingan yang sama sehingga berujung pada hubung

E.     Kompetisi antar spesies hewan


Terdapat dua kategori persaingan populasi hewan yakni persaingan rebutan dan persaingan kontes. Sebagian besar populasi hewan mengalami persaingan rebutan. Pada saat musim kemarau, individu-individu rusa akan saling berebutan rumput di sabana. Sedangkan pada saat musim hujan, individu-individu rusa terlihat tenang saat merumput di sabana.
Persaingan kontes biasanya terjadi pada golongan hewan pemangsa (karnivora). Singa suka mengambil hasil buruan hyena atau macan tutul dibandingkan memburu sendiri mangsanya. Walaupun jumlah mangsa saat itu terdapat dalam jumlah banyak. Pada populasi singa tersebut tidak akan berefek apapun. Justru pada hyena dan macan tutul akan berefek pada kemampuan bertahan hidup populasi mereka karena energi untuk mendapatkan mangsa telah terkuras habis dan tidak ada asupan makanan bagi mereka sendiri dan anaknya.


BAB III

PENUTUPAN

A.    Kesimpulan

1.      populasi hewan adalah merupakan suatu kumpulan organisme-organisme hewan yang menduduki suatu wilayah tertentu yang memiliki berbagai ciri atau sifat yang sama dan berbeda dari organisme yang lainnya.
2.      Sifat-sifat populasi ialah:
                                           a.         Kerapatan atau kepadatan
                                          b.         Angka kelahiran
                                           c.         Angka kematian
                                          d.        Potensi biotik
                                           e.         Bentuk pertumbuhan dan perkembangan
                                           f.         Mempunyai sifat genetik yang secara langsung berhubungan dengan ekologinya
3.      kelimpahan merupakan tingkat keberagaman populasi pada suatu wilayah yang dihuni dengan penyebarannya.
4.      Jenis-jenis interaksi hewan ialah:
                                           a.         Interaksi Antar-organisme atau Antar-individu
1)     Simbiosis
2)     Antibiosis
3)     Predatorisme
                                          b.         Interaksi Antar-populasi
1)      Aleopat
2)      Kompetis
5.      Persaingan intraspesies terjadi di antara sesama anggota dalam populasi hewan. Sedangkan persaingan interspesies terjadi di antara satu spesies populasi hewan dengan spesies populasi hewan yang lain.

B.     Saran

Pembahasan  dalam makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya jika ada kesalahan dan kekurangan, kami mohon dibenarkan agar dapat membantu kami demi kemajuan dan keluasan ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Suin Nurdin. 2006. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga. Malang: UIN Malang Press.
Zoer’aini, Djamal Irawan. 1996. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem. Jakarta:Sinar Grafika Offset.

http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id. (di akses pada 5 september 2015)